HIV AIDS adalah salah satu penyakit yang banyak dianggap sebagai momok. Sayangnya, fase – fase awal infeksi HIV AIDS tidak langsung memunculkan gejala berat, sehingga butuh waktu yang cukup panjang sebelum akhirnya disadari bahwa seseorang mengalami gejala awal HIV setelah berhubungan.
Ada tiga tahap infeksi yang biasa dialami oleh orang yang terinfeksi HIV AIDS. Tahap awal infeksi biasa disebut sebagai infeksi akut atau serokonversi. Tahap ini biasa berlangsung selama kurang lebih 2 – 6 pekan setelah terinfeksi. Pada tahap ini, kekebalan tubuh sedang berupaya untuk melawan virus HIV AIDS yang menginfeksi.
Gejala Awal HIV Setelah Berhubungan
Secara umum, pada tahap awal infeksi virus HIV AIDS, gejala yang muncul sangat umum dan mirip dengan infeksi virus lainnya. Sekilas, gejala ini memang terlihat seperti flu, namun dapat berlangsung sekitar 1 – 2 minggu. Selain gejala yang mirip dengan flu, infeksi awal HIV juga bisa menimbulkan beberapa gejala berikut ini:
- Demam
Gejala demam menjadi gejala yang pertama kali muncul. Biasanya, suhu tubuh akan meningkat ke angkan 38 derajat celcius atau lebih. Seringkali, demam juga diiringi dengan gejala lainnya. Seperti kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening, dan juga sakit tenggorokan.
- Kelelahan
Saat mengalami infeksi virus, tubuh akan memberikan respon perlawanan. Begitu juga saat terinfeksi virus HIV AIDS, system kekebalan tubuh akan memberikan respon peradangan dan membuat tubuh terasa letih dan lesu. Kondisi ini terasa agak mirip dengan perasaan tidak enak badan yang umum dirasakan pada gejala flu.
- Nyeri Pada Kelenjar Getah Bening dan Otot
Selain demam dan lelah, orang yang terinfeksi virus HIV AIDS juga kerap kali merasakan nyeri pada beberapa bagian. Utamanya di bagian persendian, otot, dan kelenjar getah bening. Rasa nyeri pada bagian kelenjar getah bening ini penyebabnya karena bagian tersebut adalah salah satu bagian dari system kekebalan tubuh. Infeksi virus menyebabkan peradangan di bagian tersebut. Saat peradangan terjadi di daerah getah bening, maka semakin besar kemungkinan ketiak, pangkal paha, dan leher terasa nyeri. Dan sama seperti gejala infeksi virus lainnya, gejala awal infeksi virus penyakit ini juga menyebabkan timbulnya rasa sakit di bagian sendi dan otot.
Tahap Kedua Infeksi HIV AIDS
Setelah infeksi tahap pertama selesai, maka infeksi virus HIV AIDS akan memasuki tahap kedua, yaitu tahap non gejala. Sekilas, kondisi ini memberikan kesan bahwa orang tersebut sudah sehat dan membaik. Pada tahap ini, infeksi penyakit ini tidak menimbulkan gejala apapun. Dan periode tahap kedua infeksi ini juga cukup panjang. Bahkan bisa mencapai 5 hingga 10 tahun.
Meskipun tidak menimbulkan gejala apapun, bukan berarti infeksi penyakit ini sudah selesai. Orang yang terkena infeksi penyakit ini bahkan tetap dapat menularkan HIV ini kepada orang lain. Karena itu, pengobatan tetap harus Anda lakukan. Karena, jika Anda biarkan begitu saja, infeksi malah akan semakin berkembang dan masuk ke tahap ketiga.
Tahap Ketiga Infeksi HIV AIDS
Tahap ketiga infeksi HIV bisa terjadi jika tahap sebelumnya tidak diperhatikan dan diobati dengan baik. Bagian tahap ini sudah merupakan tahap infeksi lanjutan dan penderita sudah mengalami AIDS. Pada tahap ini, daya tahan tubuh penderita juga sudah sangat rendah.
Tahap ketiga infeksi HIV menimbulkan gejala seperti lelah berkepanjangan, demam lebih dari 10 hari, sesak nafas, nyeri di tenggorokan, infeksi jamur di kulit atau vagina, diare kronis yang berlangsung dalam jangka panjang atau hingga berminggu – minggu, keringat saat malam hari, hingga berat badan yang turun tanpa sebab yang jelas.
Memastikan Infeksi Virus HIV AIDS
Membaca penjelasan mengenai gejala infeksi HIV AIDS, mungkin Anda menyadari bahwa gejala yang ada cenderung bersifat umum. Bahkan hamper mirip dengan gejala infeksi virus pada umumnya. Karena itu, menyadari adanya infeksi virus HIV ini bisa terbilang cukup sulit.
Selain itu, gejala awal HIV setelah berhubungan yang setiap orang alami juga bisa berbeda – beda. Kondisi ini menyebabkan identifikasi HIV menjadi sangat sulit. Bahkan orang yang sudah terinfeksi HIV pun seringkali tidak menyadari hal tersebut. Bahkan beberapa orang tidak menyadari bahwa ia telah bertahun – tahun terjangkit virus HIV.
Cara terbaik untuk mengetahui apakah Anda atau orang terdekat Anda terinfeksi virus HIV atau tidak adalah dengan memeriksakan diri langsung ke dokter. Hal ini tentu saja akan lebih bijak jika Anda bandingkan dengan mengabaikan gejala yang muncul atau justru khawatir secara berlebihan. Melakukan tes HIV di rumah sakit akan memberikan Anda hasil yang lebih jelas mengenai kondisi Anda.
Tes HIV menjadi semakin perlu jika Anda memang memiliki riwayat perilaku yang beresiko terhadap penularan HIV. Dengan melakukan tes, Anda jadi bisa mengetahui apakah Anda positif atau negative HIV. Jika positif, Anda bisa langsung berkonsultasi kepada dokter mengenai penanganan yang tepat dan cara yang perlu Anda lakukan supaya resiko penyebaran HIV bisa terminalisir.
Sedangkan jika tes menunjukkan hasil yang negative, Anda bisa bertanya kepada dokter mengenai cara mencegah dan menghindari infeksi HIV AIDS. Pastikan Anda mendengarkan dan memahami dengan baik setiap arahan yang dokter sampaikan saat Anda temui di rumah sakit.
Baca juga:
- 5 Cara Mengkonsumsi Kunyit Putih Yang Kaya Akan Manfaat
- 5 Ciri Janin Tidak Berkembang Tapi Tidak Ada Flek
- 7 Manfaat Buah Pinang Muda Untuk Laki-Laki Sehat Dan Bergairah
- Simak 30 Jenis Tanaman Hias Untuk Dekorasi Rumah
Nah, itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang virus HIV AIDS. Dengan mengetahui apa saja gejala awal HIV setelah berhubungan, maka Anda bisa lebih waspada dan peduli terhadap diri Anda sendiri dan juga lingkungan sekitar Anda. Jangan lupa untuk memeriksakan tubuh Anda jika mengalami gejala yang mirip dengan gejala infeksi tersebut di atas. Apapun hasilnya, tentu saja hal itu lebih baik daripada Anda tidak memeriksakan diri sama sekali.