Jangan mudik – kondisi pandemi yang semakin memburuk membuat pemerintah mengeluarkan larangan mudik. Selain untuk menekan angka penularan Covid, larangan mudik juga dilakukan untuk mencegah bertambahnya epicentrum penularan Covid di Indonesia, dan agar pusat Covid—Jakarta—masalah penularan bisa teratasi.
Di Jakarta terdapat ribuan kasus. Sebagian besar di antaranya sudah tertangani dengan baik, beberapa penderita di antaranya dinyatakan sembuh, sedang sisanya meninggal.
Penanganan Covid sendiri bukan sesuatu yang mudah. Terlebih bila di suatu daerah terdapat perpindahan penduduk yang masif.
Seperti yang diketahui bersama, salah satu penularan Covid adalah dengan kontak penderita, cairan yang keluar lewat bersin atau batuk, dan beberapa metode tidak langsung seperti perpindahan virus via benda tersentuh. Larangan mudik adalah satu dari sekian upaya pemerintah untuk menekan penularan pandemi ini. Harapannya, dengan larangan ini, pemerintah bisa dengan mudah melakukan penanganan di pusat pandemi dan membuat masyarakat di luar pusat pandemi terjaga tanpa harus khawatir dengan penularan
Tapi di luar itu semua, ada beberapa hal menarik mengenai larangan ini. Ada beberapa keuntungan bila kalian mengikuti larangan ini.
Ya. Mungkin pada situasi tertentu, bertahan di perantauan adalah pilihan yang sulit. Tapi akan lebih sulit lagi bila kalian menjadi satu dari sekian orang yang menularkan virus ke orang di sekitar kampung halaman.
Ok, balik lagi ke masalah keuntungan tadi.
Kami telah menghimpun beberapa keuntungan yang bisa kalian peroleh bila menaati larangan mudik. Apa saja keuntungan tersebut? Yuk simak pembahasan lengkapnya berikut ini.
1. Biaya mudik aman – jangan mudik
Saat kalian memilih untuk tetap tinggal, biaya mudik yang biasanya kalian keluarkan setiap tahun, aman. Dengan begitu, biaya tersebut bisa kalian simpan untuk tabungan darurat, atau untuk keperluan lain yang lebih mendesak di waktu tersebut.
Biaya mudik yang dibutuhkan masing-masing orang berbeda. Tapi dari yang kami tahu, masing-masing orang membutuhkan biaya lebih dari Rp 100.000,- untuk mudik ke kampung halaman. Dengan catatan, kampung halaman tersebut berada di luar provinsi dari lokasi perantauan. Atau paling tidak, lokasi tersebut jarak 2-3 kota dari lokasi perantauan.
2. Biaya bisa dialokasikan untuk keperluan lain – jangan mudik
Jika kalian memilih tidak mudik, biaya yang kalian gunakan untuk pulang kampung bisa dialokasikan untuk keperluan lain. Sebut saja untuk keperluan makan selama karantina, membeli sembako, atau untuk kepentingan lain yang sekiranya lebih primer.
Ini semacam pengalihan dana. Dana yang harusnya kalian gunakan untuk mudik, bisa kalian gunakan untuk kepentingan lain.
Memang benar, dana alokasi ini mungkin hanya bertahan selama beberapa hari. Atau bahkan beberapa minggu untuk kalian yang benar-benar mampu menghemat. Tapi percayalah, ini bisa jadi dana segar yang bisa kalian manfaatkan.
3. Mengurangi resiko kecelakaan – jangan mudik
Mudik adalah perjalanan panjang. Waktu yang ditempuh juga tidak sedikit. Dan yang paling harus menjadi perhatian: mudik adalah kegiatan yang meningkatkan resiko kecelakaan untuk mereka yang melakukannya. Apalagi bila kalian melakukan mudik dengan kendaraan pribadi.
Oleh karena itu, saat kalian patuh dengan larangan mudik, sedikit banyaknya resiko kecelakaan ini bisa diminimalisir. Kalian akan lebih aman tinggal di kontrakan.
Kalian bisa tetap bekerja dari rumah. Atau kalaupun harus bekerja ke kantor, kalian bisa tetap aman dengan segala prosedur safety yang baik.
4. Tidak berhadapan dengan birokrasi yang sulit – jangan mudik
Ada pengecualian orang yang bisa mudik. Orang-orang bisa tetap mudik asal mendapat rekomendasi dari beberapa instansi pemerintah. Khususnya kementrian kesehatan.
Tapi, paham kan bagaimana birokrasi di Indonesia? Apa kalian mau menghabiskan waktu, tenaga dan (mungkin) biaya hanya untuk mengikuti prosedur dan birokrasi yang njelimet? Kalau kami lebih memilih stay di rumah, di tempat tinggal.
Komunikasi bisa dilakukan via teknologi. Kalian punya gawai, kalian punya kuota, maksimalkan itu untuk berkomunikasi dengan sanak saudara di kampung.
Bukankah itu salah satu cara keren yang bisa kalian lakukan tanpa harus pulang ke kampung halaman?
5. Tidak berurusan dengan kepolisian – jangan mudik
Di beberapa daerah, baik itu di jalan tol maupun arteri, sudah terdapat pos pemantauan untuk menghalau masyarakay yang mudik.
Sampai di sini paham kan maksudnya? Ya. Untuk kalian yang tetap bandel mudik, tetap bandel melakukan perjalanan untuk mudik, kalian akan dicegat saat melewati pos tersebut.
Tahu apa yang terjadi saat kalian ketahuan akan mudik? Benar. Kalian akan diberhentikan dan diperintahkan putar balik.
6. Tidak membawa penyakit – jangan mudik
Saat kalian mudik, kalian akan berstatus ODP. Dan menjadi ODP ini bukan sesuatu yang mudah. Paling tidak kalian akan dikarantina selama 14 hari di rumah, tidak boleh keluar dan melakukan interaksi secara langsung dengan siapa pun.
Nah, isolasi mandiri ini bukan sesuatu yang mudah, terlebih untuk kalian yang suka bersosialisasi di luar, atau untuk kalian yang masih jadi pengantin baru. Serius. Ini akan sangat susah dan menyiksa.
Jadi, ketimbang kalian harus melewati prosedur yang menyulitkan tersebut, mending kalian di perantauan saja. Tinggal di sana.
7. Tidak perlu kasih THR ke ponakan – jangan mudik
Yaps. Buat kalian yang sering ngedumel kehabisan uang gara-gara ngasih THR ke ponakan, ini adalah saat yang tepat.
Kalian bisa tetap tinggal di perantauan karena alasan pandemi. Dengan begitu, kalian tidak akan mudik, menghabiskan lebaran bersama keluarga, dan yang paling penting, uang kalian akan aman karena tidak dimintai THR oleh ponakan.
Baca juga:
- 5 Hal Penting Hikmah Salat Tarawih Bulan Ramadhan
- Bikin Baper! Tonton 15 Judul Drama Korea Romantis Terbaik
- 7 Pemanfaatan Tunjangan Hari Raya Pada Situasi Pandemi
- 7 Manfaat Mencukur Bulu Kemaluan ini Jarang Disadarin Orang
Nah, itu tadi beberapa keuntungan bila kalian tetap tinggal di perantauan. So, jangan mudik. Pastikan kalian tetap di perantauan untuk segala keuntungan yang tadi disebutkan di atas.