Penyakit ADHD – ADHD merupakan kepanjangan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder. Penyakit ADHD ini merupakan penyakit mental yang menjadikan seorang anak terlihat sulit memusatkan perhatiannya kepada satu hal. Selain itu, anak dengan penyakit ADHD biasanya juga cenderung menunjukkan perilaku yang impulsive dan juga hiperaktif.
Jika tidak disadari dengan baik dan tidak ditangani dengan baik, penyakit ADHD ini bisa mempengaruhi prestasi anak di sekolah juga kondisi anak ke depannya. Karena itu, orang tua dengan anak yang memiliki penyakit ADHD perlu memahami dengan baik apa itu ADHD dan fakta – fakta lainnya seputar kondisi ini.
1. Gejala Penyakit ADHD Pada Anak yang Perlu Diketahui Oleh Orang Tua
Penyakit ADHD sebenarnya bukan hanya bisa terjadi pada anak – anak saja. Orang dewasa pun juga memiliki resiko mengalami kondisi ini. Karena itu, mengetahui kondisinya dengan lebih cepat akan sangat membantu agar anak dapat mendapatkan penanganan yang tepat dan baik.
Gejala ADHD akan lebih mudah terlihat pada orang yang masih berusia anak – anak. Biasanya, mereka akan cenderung sulit memusatkan perhatian, juga cenderung menunjukkan perilaku yang impulsive dan hiperaktif. Anak dengan kondisi ADHD biasanya mengalami kesulitan untuk diam dan menunjukkan kebutuhan untuk terus bergerak.
Gejala ini biasanya ditunjukkan oleh anak – anak yang belum berusia 12 tahun. Akan tetapi, pada beberapa kasus, anak dengan usia 3 tahun juga sudah bisa menunjukkan gejala ADHD yang bisa terbawa hingga usia dewasa.
2. Perbedaan Penyakit ADHD Dengan ADD yang Paling Umum Ditemui
Kadang kala, banyak orang yang salah mengira ADHD sebagai ADD atau Attention Deficient Disorder. Padahal, dua kondisi ini tidak sepenuhnya sama. Anak dengan ADHD biasanya mengalami penurunan perhatian yang disertai dengan rasa gelisah dan pergerakan terus menerus.
Sedangkan anak dengan ADD biasanya tidak melibatkan rasa gelisah dan pergerakan yang terus menerus. Jadi, anak dengan ADD tidak menunjukkan adanya perilaku hiperaktif yang umum ditemukan pada anak dengan kondisi ADHD.
Secara umum, ADD juga bisa disebut sebagai bagian dari ADHD. Namun, tanpa adanya kondisi hiperaktif. Anak dengan kondisi ADD biasanya dikenal sebagai anak yang pemalu atau anak yang berada dalam dunianya sendiri. Banyak juga orang yang tidak menyadari bahwa seorang anak mengalami ADD karena menganggap anak hanya melamun saja.
Anak dengan kondisi ADD biasanya menunjukkan beberapa gejala yang umum. Yaitu perhatian yang gampang teralihkan, tidak suka atau cenderung menghindari tugas yang banyak seperti PR, sulit mengerjakan tugas di sekolah, rumah, atau bahkan saat bermain, tidak teratur dan cenderung pelupa, tidak mendengarkan ketika diajak bicara, tidak memperhatikan hal – hal detil, sering kehilangan, ceroboh, serta sulit mengikuti instruksi.
Sedangkan anak dengan gejala ADHD biasanya menunjukkan gejala umum seperti langsung menjawab sebelum pertanyaan selesai, sering mengganggu orang lain, kesulitan menunggu giliran, banyak bicara, gelisah, mengetuk – ngetuk, dan bergeliat, berdiri pada saat yang tidak seharusnya, berlari atau memanjat pada saat yang tidak seharusnya, serta tidak dapat bermain dengan tenang.
Gejala – gejala tersebut tidak harus terpenuhi seluruhnya. Jika anak yang belum berusia 16 tahun menunjukkan sekitar 6 gejala dari keseluruhan gejala tersebut, maka ada kemungkinan anak tersebut mengalami kondisi ADD atau ADHD.
3. Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit ADHD
Penyebab penyakit ADHD sebenarnya masih belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, sejumlah penelitian menunjukkan bahwa ada kemungkinan bahwa kondisi ini bisa dipengaruhi oleh beberapa factor risiko. Termasuk di antaranya factor genetic dan juga lingkungan.
Selain itu, ADHD juga bisa disebabkan karena adanya paparan racun pada saat masa kehamilan, cedera pada otak, konsumsi alkohol atau rokok selama masa hamil, dan juga bayi lahir dengan berat badan rendah ataupun premature. Namun, belum ada alasan pasti yang bisa menyimpulkan sebab utama dari kondisi ADHD pada anak.
4. Diagnosis Penyakit ADHD
Diagnosis ADHD tidak bisa didapatkan hanya dari satu pihak saja. Sebelum seorang anak didiagnosis mengalami ADHD, maka ada sejumlah proses yang akan melibatkan orang – orang di sekitar anak tersebut. Termasuk di antaranya dokter anak, psikiater anak, orang tua, dan juga pihak sekolah.
Proses diagnosis ini juga akan membutuhkan serangkaian wawancara yang ditujukan kepada anak, orang tua, dan juga guru sekolah anak. Selain itu, dokter anak juga akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik untuk mencari kemungkinan adanya penyebab lain yang bisa jadi menimbulkan gejala yang mirip dengan kondisi ADHD.
5. Langkah – Langkah Penanganan Penyakit ADHD Yang Perlu Anda Tahu
Penanganan ADHD dilakukan dengan berbagai tahapan dan sarana. Termasuk juga pemberian obat – obatan dan psikoterapi sesuai dengan kebutuhan anak. Selain penanganan yang ditujukan langsung kepada anak, orang – orang di sekitar anak, seperti orang tua, keluarga, pengasuh, dan guru di sekolah, juga akan mendapatkan bimbingan yang dirasa diperlukan agar bisa menghadapi anak dengan kondisi ADHD secara baik dan tepat.
Sayangnya, kondisi ADHD bukanlah kondisi yang bisa disembuhkan secara utuh sebagaimana penyakit fisik pada umumnya. Pengobatan yang dilakukan pada anak dengan ADHD dilakukan dengan tujuan meredakan gejala ADHD sehingga anak bisa menjalani kehidupan dengan lebih normal.
Baca juga :
- 7 Cara Paling Worth it Mengatasi Sulit Tidur Pada Anak
- 11 Fakta Jung Hoseok BTS yang Harus Dicatat K-POPers
- Gaya Rambut Korea yang Bisa Anda Jadikan Referensi
- Wow! 5 Fakta Orgasme Bisa Bikin Wanita Lebih Awet Muda
Itulah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang penyakit ADHD dan hal – hal lain yang berkaitan dengan kondisi tersebut. Akan tetapi, tidak setiap anak yang mengalami kesulitan focus pasti merupakan anak dengan kondisi ADHD. Untuk mendapatkan diagnose yang lebih pasti, Anda bisa membawa anak ke dokter untuk melakukan konsultasi.