Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi kesehatan mental yang perlu diketahui oleh semua kalangan. Yakni, faktor biologis dan faktor psikologis. Di dalam artikel ini, kami akan memaparkan secara detail mengenai hal itu. Simak dengan saksama!
Untuk diketahui, belakangan ini masyarakat sosial Indonesia semakin sadar pentingnya menjaga kesehatan mental. Ini merupakan kabar baik dan diharapkan bagi masyarakat Indonesia yang masih mengabaikan kesehatan mental segera juga menyadari pentingnya hal itu.
Pengertian kesehatan mental adalah kondisi seseorang yang mampu berpikir dengan baik, berempati terhadap sesama dan lingkungan, berperilaku positif serta menjalin hubungan yang baik dengan orang lain. Pada intinya, pengertian kesehatan mental berkaitan dengan menjalankan kehidupan sehari-hari dengan baik.
Sebaliknya, seseorang yang memiliki mental yang buruk, apalagi merasai gangguan mental atau penyakit mental akan sulit mengendalikan diri dalam beraktivitas sehari-hari. Nah, gangguan mental akan memberikan kontribusi negatif terhadap kondisi fisik. Ya, penyakit mental sangat mungkin membuat seseorang mengalami mual, pusingdan mudah lelah.
Oleh karenanya, penting bagi Anda untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesehatan mental. Selain itu, ketahui juga cara memelihara kesehatan mental dan mencegah serta mengobati gangguan mental yang tepat. Semuanya akan kami jelaskan di bawah ini!
Setelah mendeteksi dan memahami faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, dokter/psikolog/psikiater akan menentukan penanganan yang tepat terhadap pengidap. Secara umum, sedikitnya ada tujuh macam pengobatan dan terapi yang dilakukan kepada pengidap
Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Seperti yang kami sebutkan di atas, ada dua faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, yakni faktor biologis dan psikologis. Di bawah ini, kami paparkan informasi faktor yang mempengaruhi kesehatan mental selengkapnya.
1. Faktor Biologis
Faktor yang mempengaruhi kesehatan mental secara biologis terdiri dari genetik, kondisi fisik, usia, kondisi ibu yang sedang hamil., komplikasi penyakit dan lainnya. Perlu diketahui, faktor biologis ini tidak bisa dihindari sehingga Anda harus betul-betul memiliki kemampuan memelihara kesehatan jiwa.
Misalnya, faktor usia yang sudah tua identik dengan kesehatan mental yang menurun. Maka, Anda harus memelihara kesehatan mental dengan baik agar tidak mengalami penurunan.
2. Faktor Psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi kesehatan mental berkaitan dengan emosional seseorang terhadap orang lain dan lingkungan serta emosi yang belum matang. Ada beberapa kejadian yang sangat mungkin memengaruhi faktor psikologis seseorang, di antaranya sebagai berikut:
a. Mengalami Kekerasan dalam Lingkungan Keluarga
Di tahun 2021 ini, Peneliti sepakat kekerasan dalam lingkungan keluarga berkaitan dengan kekerasan fisik. Namun ketahuilah, kekerasan di lingkungan keluarga tidak saja menyakiti fisik, melainkan juga psikologis seseorang yang menjadi korban.
Seseorang yang mendapatkan kekerasan oleh anggota keluarga sendiri sangat mungkin merasai gangguan mental, seperti stres dan depresi. Bahkan, tidak menutup kemungkinan juga dia mengalami trauma berkepanjangan pasca kejadian.
b. Kehilangan Kerja
Banyak masyarakat sosial Indonesia di tahun 2021 yang merasa emosinya tidak teratur saat kehilangan kerja. Ya, kehilangan kerja akibat pandemi di tahun 2021 memang dapat memberikan dampak buruk pada kehidupan, seperti menganggur dan finansial ambruk. Bahkan, angka pengangguran di 2021 menunjukkan peningkatan.
Pada akhirnya, seseorang yang kehilangan pekerjaan akan mengalami sulit tidur, gampang marah, malu bahkan (bisa saja) stres berkepanjangan alias depresi. Jadi, tidak heran kehilangan pekerjaan berpengaruh terhadap emosi yang buruk sehingga mengganggu kesehatan mental.
c. Kehilangan Sesuatu
Tidak saja kehilangan pekerjaan di era pandemi 2021 ini, kehilangan sesuatu seperti kehilangan sosok terdekat (yang sudah meninggal), kehilangan barang berharga dan (bahkan) kehilangan status sosial juga dapat mempengaruhi kesehatan mental. Hal ini dikarenakan kehilangan sesuatu akan memunculkan perasaan atau emosi negatif, seperti marah, syok, sedih hingga menyesal.
Emosi negatif itu dapat bertahan sebentar saja. Tapi juga ada seseorang yang membutuhkan waktu lama hingga berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan untuk ‘mengusirnya’ dari kehidupan.
Nah, tipe orang yang sulit mendepak emosi negatif inilah yang dikhawatirkan merasai gangguan mental. Oleh karenanya, mereka harus segera mencari bantuan ke rumah sakit, yakni ke dokter all rights reserved spesialis jiwa, ahli psikologis atau psikiater.
d. Sosial Masyarakat dan Budaya
Kondisi sosial masyarakat dan budaya juga bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kesehatan mental secara psikologis. Ya, kondisi sosial budaya yang kacau atau sering terjadi konflik sosial dapat mempengaruhi suasana hati orang yang tinggal di sana. Akibatnya muncul emosi negatif sebagai yang kami sebutkan di atas.
Lebih lanjut, kondisi budaya yang bertentangan dengan pemikiran dan idealisme seseorang juga dapat memperburuk suasana hati. Misalnya, dua sejoli yang tidak jadi menikah karena weton yang tidak cocok. Tidak menutup kemungkinan mereka (yang tidak bisa mengontrol emosinya dengan baik) mengalami gangguan mental seperti stres dan depresi karena harapannya untuk menikah pupus.
e. Lingkungan
Bukan hanya kondisi sosial budaya masyarakat, lingkungan juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Ya, lingkungan yang baik dan kondusif akan memberikan ketentaraman dan kedamaian jiwa sehingga berefek bagus terhadap kesehatan mental.
Sebaliknya, lingkungan yang selalu ‘diserang’ polusi (misalnya: polusi udara) dan berisik suara kendaraan lalu lalang secara tidak sadar dapat mempengaruhi kesehatan mental. Oleh karena itu, sebaiknya Anda tidak tinggal di lingkungan yang tidak kondusif jika tidak ingin mengalami hal-hal yang tidak diinginkan perihal kesehatan mental.
f. Menjadi Korban Perundungan
Di Indonesia yang teknologinya sudah maju ditahun 2021 ini, perundungan di tahun 2020-2021 tidak saja dilakukan secara langsung, melainkan juga di dunia online. Ya, hingga saat ini, perundungan secara online (di tahun 2020-2021) marak terjadi dan itu sangat melukai perasaan korban.
Tidak sedikit korban yang merasai gangguan mental seperti depresi akibat perundungan online di tahun 2020-2021. Mereka juga menjadi lebih was-was dan trauma dalam menjalani kehidupannya di hari-hari berikutnya.
g. Kesepian Jangka Panjang
Merasa kesepian dalam waktu sebentar mungkin tidak berpengaruh terhadap kesehatan mental. Sebaliknya, merasa kesepian dalam jangka waktu yang panjang sangat mungkin memporakporandakan kesehatan mental.
Kesepian bisa terjadi pada siapa saja karena faktor penyebab-penyebab tertentu. Misalnya, kehilangan tujuan hidup, hubungan dengan keluarga-keluarga terkait tidak sehat dan faktor-faktor lainnya. Lebih lanjut, kesepian juga dapat terjadi karena mengalami isolasi sosial. Untuk mengatasinya, Anda harus mencari penyebabnya terlebih dahulu sebelum menentukan solusi.
Siapa yang Berisiko Mengalami Gangguan Kesehatan Mental?
Di atas telah dijelaskan berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan mental. Sekarang Anda juga harus mengetahui siapa saja yang paling berisiko merasai gangguan ini.
Adalah perempuan memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan laki-laki terhadap gangguan mental seperti stres, kecemasan maupun depresi. Namun, bukan berarti laki-laki tidak memiliki risiko terkena gangguan mental. Mereka juga bisa mengalami hal itu apabila mengidap ketergantungan zat dan anti-sosial.
Selain yang disebutkan di atas, sedikitnya ada delapan orang yang berisiko terkena gangguan mental. Berikut kami berikan informasi selengkapnya:
- Perempuan usia melahirkan.
- Seseorang atau remaja yang memiliki masalah hidup.
- Seseorang yang memiliki masalah pada masa kecil hingga berujung trauma berkepanjangan.
- Laki-laki maupun perempuan (termasuk remaja) yang mengalami kegagalan dalam mencapai tujuan, seperti kaitannya dengan kerja maupun sekolah.
- Laki-laki maupun perempuan yang profesi/pekerjaan-nya menimbulkan stres atau bahkan depresi.
- Seseorang yang berasal dari keturunan dengan penyakit mental.
- Seseorang (termasuk remaja) yang menggunakan obat-obatan terlarang dan terlalu banyak mengonsumsi alkohol.
- Anak yang lahir dengan kelainan pada otak.
Seperti Apa Gangguan Mental?
Mungkin Anda bertanya-tanya seperti apa kondisi seseorang yang menderita gangguan mental. Dan, apa saja yang menyebabkan gangguan mental itu terjadi? Ya, informasi-informasi terkait hal itu sangat penting diketahui untuk ‘mendeteksi’ diri apakah sedang merasai gangguan kesehatan mental atau tidak.
Berikut informasi mengenai beberapa gejala awal seseorang mengalami gangguan mental yang perlu diwaspadai:
- Mengalami halusinasi, takut berlebihan dan delusi.
- Mudah hilang fokus dalam melakukan sesuatu.
- Sering khawatir dan merasa bersalah, bahkan kedua hal itu menghantuinya dalam kehidupan sehari-hari.
- Sering marah berlebihan dan tidak segan melakukan kekerasan (emosi negatif menjadi penyabab munculnya kekerasan).
- Suasana hati (mood) berubah secara drastis yang dapat merusak hubungan baik.
- Sering merasa sedih, gampang putus asa bahkan hidup seperti tidak ada harapan.
- Pola makan berubah secara drastis atau tidak sebagaimana hari-hari sebelumnya.
- Tidak memiliki kemampuan menjalankan kegiatan produktif pada jam-jam yang semestinya dimanfaatkan dengan baik.
Jika Anda atau anggota keluarga Anda mengalami gejala-gejala awal gangguan mental di atas, segeralah melakukan tindakan untuk mengatasinya. Yakni, dengan cara mengunjungi atau membawa (jika dari anggota keluarga di rumah) ke rumah sakit untuk mencari bantuan, yakni ke dokter spesialis jiwa, psikolog atau psikiater.
Nantinya, dokter all rights reserved spesialis jiwa, psikolog atau psikiater akan melakukan diagnosis terhadap pengidap melalui beberapa tindakan. Pertama, pengidap akan diwawancarai secara medis dan psikiatri terkait riwayat gejala gangguan jiwa yang dideritanya. Selain itu, dokter spesialis jiwa, ahli psikologis atau psikiater juga akan menelusuri riwayat perjalanan gejala yang dialami anggota keluarga pengidap (jika ada).
Lebih lanjut, pengidap akan mendapatkan pemeriksaan keadaan fisik secara komprehensif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengidap juga terkena penyakit lain atau tidak.
Pada ujungnya, dokter all rights reserved, psikolog atau psikiater akan meresepkan obat dan rencana terapi untuk memulihkan pengidap dari gangguan mental yang diidapnya. Adapun bagi pengidap, sebaiknya mengikuti saran dokter, psikolog atau psikiater terkait hal-hal yang harus dilakukan agar lebih mudah dan cepat pulih dari penyakit yang diidapnya.
Untuk diketahui, saat ini Anda bisa melakukan konsultasi kesehatan secara online dengan cara hubungi layanan email terkait untuk mendapatkan penanganan yang cepat. Selain hubungi email, ada juga yang sekadar hubungi layanan aplikasi chat, sudah bisa melakukan konsultasi. Ingat! Jangan malu hubungi dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dan layanan yang tepat ya!
Pengobatan dan Terapi Gangguan Mental
Setelah mendeteksi dan memahami faktor yang mempengaruhi kesehatan mental, dokter/psikolog/psikiater akan menentukan penanganan yang tepat terhadap pengidap. Secara umum, sedikitnya ada tujuh macam pengobatan dan terapi yang dilakukan kepada pengidap, di antaranya sebagai berikut:
1. Pemberian Obat-obatan
Pengidap gangguan mental akan mendapatkan obat-obatan yang berfungsi untuk mengubah senyawa kimia yang terdapat pada otak. Sehingga, gejala penyakit mental yang diidap oleh pengidap akan mereda.
Nah, jika Anda pengin tahu, obat-obatan yang biasanya diberikan kepada pengidap penyakit mental antara lain: antidepresan trisiklik, serotonin norepinephrine reuptake inhibitor alias SNRIs dan selective serotonin reuptake inhibitor alias SSRI. Pemberian obat-obatan akan berdampak lebih efektif apabila pengidap juga mendapatkan perilaku psikoterapi yang tepat.
2. Psikoterapi
Seperti yang disebutkan di atas, penting juga bagi pengidap penyakit mental untuk mendapatkan psikoterapi selain mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter di rumah sakit. Psikoterapi yang dijalankan dapat berupa exposure therapy, cognitive behavioral therapy dan dialectical behavior therapy.
Pada intinya, psikoterapi berguna untuk mendorong penngidap menyampaikan perasaan serta meminta saran. Sehingga, pengidap akan memiliki kemampuan mengontrol perasaannya dengan baik.
Untuk diketahui, penyakit mental sangat mungkin disembuhkan apabila pengidap mendapatkan psikoterapi secara intens dan rutin. Tentunya, termasuk juga mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter.
3. Stimulasi Otak
Penderita gangguan mental juga sangat mungkin mendapatkan perawatan berupa stimulasi otak untuk memulihkan keadaannya. Stimulasi otak yang diberikan kepada penderita secara umum antara lain stimulasi otak magnetik, stimulasi elektrokonvulsif, stimulasi saraf vagus dan stimulasi otak dalam.
4. Pengobatan Khusus untuk Penyalahgunaan Zat
Telah dijelaskan di atas, bahwa seseorang yang menggunakan obat-obatan terlarang dan terlalu banyak mengonsumsi alkohol berisiko mengidap gangguan mental. Nah, pengobatan untuk pengidap penyakit mental akibat penyahgunaan zat ini sedikit berbeda dengan pasien penyakit mental secara umum. Dengan kata lain, ada pengobatan khusus untuk mereka.’
5. Rawat Inap
Rawat inap harus dilakukan bagi pengidap penyakit mental yang memerlukan pemantauan secara ketat karena mengalami gejala-gejala yang mengkhawatirkan. Misalnya, akibat gejala yang ada, penderita penyakit mental melakukan percobaan mengakhiri hidupnya.
6. Support Group
Seperti namanya, support group merupakan grup berisikan sejumlah pengidap gangguan mental sejenis yang bertujuan untuk saling berbagi pengalaman dan bimbingan satu sama lain agar lebih cepat menuju pemulihan. Selain itu, support group juga dibentuk untuk perkumpulan pengidap gangguan mental yang sudah cukup baik dalam mengontrol emosional.
Adanya saling support satu sama lain dapat mempengaruhi kondisi mental pengidap dalam proses pemulihan. Hal itu, secara berangsur, juga akan mempengaruhi kondisi fisik mental sehingga menjadi lebih baik.
7. Menuliskan Rencana yang Baik
Menuliskan rencana yang baik ternyata juga ampuh menjadi ‘terapi’ bagi penderita gangguan mental. Pada intirnya, menuliskan rencana yang baik dapat membantu penderita menuju proses pemulihan.
Adapun beberapa rencana baik yang bisa ditetapkan oleh penderita di antaranya mengatur pola makan yang baik, menerapkan gaya hidup yang sehat dan olahraga rutin.
Sebagai tips, tulis rencana Anda setiap jam di tahun 2020-2021. Dan, tentunya rencana pada jam-jam yang telah Anda tentukan harus Anda sanggupi secara kontinyu.
Cara Mencegah Gangguan Mental
Selain pengobatan dan terapi yang tepat, Anda juga harus mengetahui bagaimana cara melakukan pencegahan terhadap penyakit mental. Pada intinya, pencegahan dilakukan untuk menumbuhkan pemikiran positif (positive thinking) dan menyingkirkan pemikiran negatif (negative thinking) yang dapat menurunkan mental yang sehat.
Berikut beberapa aktivitas yang bisa Anda lakukan untuk mencegah sekaligus memelihara kesehatan mental agar tetap dalam kondisi baik:
- Olahraga rutin setidaknya setengah jam sehari.
- Menjalani kehidupan sehari-hari dengan aktif serta melibatkan aktivitas fisik.
- Membantu dengan ikhlas.
- Menjalin hubungan baik dan menjaga hubungan baik itu.
- Selalu berpikir positif kapan pun dan di mana pun.
Bagaimana Jika Anak atau Remaja yang Mengalami Gangguan Mental?
Apabila anak atau temaja yang mengalami gangguan mental, maka dibutuhkan bantuan (support) dari orangtua secara intens. Ya, peranan orangtua dapat membantu memulihkan mental sehat pada si kecil asalkan dilakukan dengan cara yang tepat.
Nah, di bawah ini, kami akan membagikan cara membantu anak dan remaja yang merasai gangguan mental yang dapat dilakukan oleh orangtua. Simak dengan saksama!
1. Memberikan Perhatian
Banyak kasus memprihatinkan di Indonesia yang dialami oleh si kecil lantaran tidak mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Memang, di sisi lain, faktor selain orangtua juga dapat memberikan efek buruk pada kesehatan mental anak atau remaja.
Oleh karenanya, orangtua di Indonesia semestinya memberikan perhatian secara intens kepada si kecil. Nah, salah satu bentuk nyata memberikan perhatian kepada sang buah hati atau remaja adalah menerapkan parenting skill. Selain itu, orangtua juga bisa sering-sering menanyakan kegiatan apa saja yang telah/akan dilakukan dalam seharian atau yang akan datang.
Dengan menerapkan cara itu, si kecil akan menjadi lebih terbuka dan merasa mendapatkan perhatian dari orangtuanya. Pada akhirnya, dia akan merasakan emosi dan suasana hati yang positif serta merasa dilindungi oleh orangtua. Ketahuilah, suasana hati dan mental emosional yang positif sangat berperan penting dalam memperbaiki kesehatan jiwa pada si kecil.
Sebaliknya, orangtua harus menghindari berbagai perlakukan negatif yang dapat memperburuk mental sehat si kecil atau remaja. Misalnya, membanding-bandingkannya dengan kakak atau adiknya, memaksanya melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kemampuan.
Dalam hal ini, orangtua harus sadar bahwa setiap anak atau remaja memiliki kemampuan serta kelebihan dan kekurangan yang berbeda-beda. Oleh karenanya, adalah sesuatu yang tidak elok jika orangtua memaksanya ‘sama’ dengan (misalnya) salah satu anggota keluarga-nya.
2. Menjadi ‘Penyejuk’ Saat Anak Mengalami Kesulitan
Tidak saja orang dewasa, anak atau remaja juga dapat merasai kesulitan baik yang disebabkan oleh faktor lingkungan luar maupun lingkungan keluarga sendiri. Apalagi, masih banyak orangtua di Indonesia yang tidak mengetahui apa yang dilakukan dan terjadi kepada si kecil di lingkungan luar.
Menyikapi hal itu, orangtua harus menjadi ‘penyejuk’ bagi si kecil, terutama saat dia mengalami kesulitan. Penting juga untuk mengetahui alasan sang buah hati atau remaja merasai kesulitan serta memberikan jalan keluar yang terbaik untuknya.
Cara semacam itu dapat menumbuhkan suasana hati yang positif yang berpengaruh terhadap mental sehat yang membaik. Anak atau remaja juga akan merasa percaya diri dan selalu semangat dalam menjalani hidupnya karena merasa orangtuanya selalu ada untuknya.
3. Melakukan Kegiatan Positif
Selain dua cara di atas, orangtua juga bisa menerapkan cara ketiga ini untuk mengatasi gangguan mental yang dialami si kecil. Apa itu?
Sebagaimana sub-judul yang kami paparkan, cara yang bisa orangtua lakukan adalah mengajak sang buah hati atau remaja dalam kegiatan positif secara bersama. Misalnya, olahraga pagi secara rutin dengan dia. Tidak perlu melakukan olahraga yang dirasa memberatkan, Anda bisa kok mengajak si kecil sekadar jalan pagi selama setengah jam sembari menikmati pemandangan sekitar.
Selain olahraga, Anda juga bisa mengunjungi suatu tempat bersama anak atau si remaja yang dapat memunculkan suasana hati positif. Misalnya, tempat wisata, taman dan lain sebagainya.
Dengan melakukan cara ini, Anda sebagai orangtua berarti telah berkontribusi positif dua hal terhadap si kecil. Pertama, membantu memulihkan kesehatan mental si kecil Kedua, menjaga hubungan baik dengannya. Bukankah hal itu juga berperan penting dalam menjaga mental yang sehat pada anak atau remaja?
4. Menjadikan Keluarga Sebagai Ruang Aman
Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya, lingkungan keluarga bisa saja menjadi faktor yang mempengaruhi mental sehat, terutama pada si kecil. Apalagi jika dia mendapatkan kekerasan fisik yang justru dilakukan oleh keluarga-keluarga sendiri.
Tentunya, sebagai orangtua, Anda harus menghindari tindakan-tindakan negatif terhadap si kecil. Terlebih hal itu dapat melukai fisik dan psikologis.
Sebaliknya, orangtua harus senantiasa mampu mempertontonkan keluarga yang harmonis, damai dan tenteram. Ketahuilah, secara langsung keluarga yang harmonis dapat mempengaruhi suasana hati si kecil menjadi positif. Bahkan, bukan tidak mungkin anak atau remaja yang merasai gangguan mental berangsur membaik dengan menunjukkan teladan keluarga harmonis.
Untuk diketahui, di Indonesia (tidak terkecuali di tahun 2020 dan 2021) masih banyak ditemukan kasus orangtua atau keluarga-keluarga tertentu tetap saja menyalahkan si kecil yang menderita gangguan mental. Hal itu tentunya justru memperburuk kondisi sang anak atau si remaja dan semakin memperlambat proses pemulihan.
5. Konsultasi dengan Ahlinya
Sebelum melakukan cara kelima ini, sebaiknya terapkan keempat cara di atas untuk memulihkan kesehatan mental si kecil. Namun, apabila masih saja belum membuahkan hasil alias kesehatan mental sang buah hati atau remaja tidak berangsur membaik, maka Anda boleh melakukan cara terakhir ini.
Ya, Anda sebagai orangtua sebaiknya membawa si kecil ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan ahlinya, seperti dokter spesialis jiwa, psikolog atau psikiater. Cara ini, tentunya, akan memberikan pengaruh yang baik untuk si kecil agar segera pulih dari kondisinya yang tidak mengenakkan itu. Nantinya, dokter di rumah sakit, psikolog atau psikiater akan memberikan perawatan khusus pada sang buah hati atau remaja, termasuk pengobatan dan terapi yang tepat.
Untuk diketahui, masih banyak masyarakat sosial Indonesia yang justru malu mengunjungi psikiater atau psikolog, penyebab-nya tidak ingin mendapatkan anggapan-anggapan yang tidak diinginkan dari orang lain. Nah, Anda sebagai orangtua yang bijak tidak boleh meniru perilaku semacam itu. Terlebih jika sang buah hati atau remaja merasai gangguan mental yang parah.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
Setelah membaca penjelasan-penjelasan di atas, Anda mungkin sudah dapat menyimpulkan bahwa setiap orang sangat penting menjaga kesehatan mentalnya. Pada intinya, kesehatan mental akan berkontribusi positif terhadap aktivitas seseorang dalam sehari-hari. Mereka akan lebih produktif dan memiliki kemampuan menyelesaikan berbagai rintangan hidup.
Lebih lanjut, kami menyimpulkan secara garis besar ada dua alasan mengapa kita semua wajib menjaga kesehatan mental. Di antaranya sebagai berikut:
1. Kesehatan Mental Berpengaruh Terhadap Kesehatan Fisik
Banyak ahli kesehatan yang sepakat, termasuk berbagai penelitian di tahun 2020 dan 2021 telah membuktikan, bahwa kesehatan mental sangat mempengaruhi kondisi fisik. Ya, apabila seseorang memiliki kesehatan mental yang buruk maka sangat mungkin kesehatan fisiknya juga terganggu. Sebaliknya, seseorang yang merasai gangguan kesehatan fisik bukan tidak mungkin juga merasai gangguan kesehatan mental.
Dalam ilmu psikologi, ada istilah populer di tahun 2020 dan 2021 bernama mind body connection. Pada intinya, istilah itu menjelaskan bahwa berbagai hal yang berkaitan dengan mental seperti pikiran, keyakinan dan suasana hati mempengaruhi kondisi raga secara positif maupun negatif.
Hal ini dibuktikan dengan penelitian pada tahun 2020 dan 2021 yang menunjukkan bahwa orang yang menderita depresi gangguan dua kali lebih tinggi berisiko mengalami penyakit jantung. Sementara itu, masih menurut penelitian tahun 2020 dan 2021, pengobatan terhadap gejala depresi usai mengalami penyakit jantung dapat menurunkan angka kematian.
2. Kesehatan Mental Berpengaruh Terhadap Kehidupan Sehari-hari
Bukan saja mempengaruhi kondisi fisik, kondisi mental juga berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat sosial Indonesia. Ya, telah berkali-kali kami jelaskan di atas bahwa kesehatan mental dapat menimbulkan suasana hati negatif bagi pengidapnya. Misalnya, gampang marah, cemas, sedih dan parahnya hidup seperti tidak ada tujuan.
Akibatnya, pengidap gangguan kesehatan mental malas dan hilang gairah dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan tidak produktif. Pada intinya, dia tidak mendapatkan motivasi yang berarti sehingga tidak bersemangat dalam menjalani kehidupannya.
Selain itu, suasana hati negatif yang dialami oleh pengidap gangguan kesehatan mental juga dapat berdampak buruk terhadap lingkungan sosial budaya. Bahkan, dalam kasus yang parah, bukan tidak mungkin mereka melukai orang lain.
Manfaat Menjaga Kesehatan Mental
Masih berkaitan dengan pentingnya menjaga kesehatan mental. Kali ini kami akan membagikan berbagai manfaat menjaga kesehatan mental yang juga perlu diketahui setiap orang, termasuk Anda. Dalam pembahasan kali ini, ada beberapa poin yang mirip dengan sub-judul di atas. Simak dengan saksama!
1. Mampu Menghadapi Berbagai Tantangan Hidup
Orang yang sehat mentalnya cenderung senantiasa memiliki suasana hati yang positif. Selain itu, mereka juga mudah mengendalikan mental emosional dengan baik serta menghindari emosi-emosi negatif.
Lebih lanjut, orang yang sehat mentalnya juga cenderung mampu mengatasi stres maupun mengontrol stres, sehingga tidak akan terjadi hal-hal yang lebih parah darinya, seperti depresi. Perilaku-perilaku baik yang telah disebutkan itu menjadi modal penting dalam menjalani kehidupan sehari-hari yang penuh rintangan.
Ya, orang yang sehat mentalnya sangat mungkin mampu menghadapi berbagai tantangan dalam sehari-hari. Dan, mereka dapat mencetuskan solusi terbaik untuk melewatinya.
2. Selalu Berpandangan Positif
Emosi positif memang sangat diperlukan bagi setiap orang agar terus berpandangan positif setiap harinya, termasuk dalam menghadapi tantangan. Nah, emosi positif yang melahirkan pandangan positif ini dapat dicapai dengan menjaga kesehatan mental. Inilah mengapa siapa saja wajib menjaga kesehatan mentalnya dengan baik setiap saat.
Perlu diketahui, pandangan positif sangat dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari di Indonesia ini. Hal ini akan berpengaruh terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan (yang pastinya) juga bernilai positif.
3. Terhindar dari Penyakit Fisik
Telah dijelaskan di atas, bahwa kesehatan mental berkaitan dengan kesehatan fisik. Jadi, bukan tidak mungkin orang yang mentalnya yang bagus memiliki ketahanan fisik yang baik sehingga terhindar dari berbagai penyakit.
Lebih lanjut, apabila seseorang sedang sakit (sakit yang dimaksud yakni sakit fisik) namun memiliki mental yang sehat, maka sangat mungkin dia dapat sembuh dengan cepat. Penyebab-nya yakni seseorang tersebut memiliki pandangan positif terhadap dirinya.
4. Meningkatkan Konsentrasi dan Fokus
Selain manfaat yang disebutkan di atas, ada satu lagi manfaat yang didapatkan oleh orang yang memiliki kesehatan mental yang bagus. Yakni, konsentrasi dan fokus mereka akan meningkatkan dan selalu dalam keadaan baik.
Perlu diketahui, konsentrasi dan fokus yang baik sangat dibutuhkan untuk menjalani kehidupan yang (juga) lebih baik dan terarah. Ini dapat menjadikan orang dapat dengan mudah menentukan tujuan dan target hidup, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Sebaliknya, orang yang merasai gangguan mental akan sulit konsentrasi dan fokus. Sehingga, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, mereka sangat sulit menentukan tujuan hidup, bahkan menjadikan hidup seperti tiada artinya.
Baca juga:
- Di Balik Rasanya yang Sedap, Ketahui 11 Manfaat Makan Bawang Merah Mentah
- Kupas Tuntas 11 Bagian Tulang Telapak Tangan dan Fungsinya
- 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental yang Mudah Dilakukan
- Lagi Diet? Intip 7 Buah yang Mengandung Kalori Tinggi, Bisa Jadi Perusak Dietmu
Itulah pembahasan tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan mental dan berbagai hal yang berkaitan dengannya. Sekarang Anda sudah mengetahui dan memahami bahwa ada banyak manfaat yang didapatkan apabila senantiasa menjaga kesehatan mental dengan baik. Oleh karenanya, selalu berperilaku dan berpikir positif agar kesehatan mental selalu terjaga dengan baik!
Lebih lanjut, apabila Anda atau orang terdekat mengalami gejala gangguan mental, jangan malu untuk bersegera pergi ke rumah sakit untuk berkonsultasi ke dokter spesialis jiwa, psikiater atau psikolog. Sebab, kondisi itu harus mendapatkan penanganan yang tepat agar tidak mengalami hal-hal yang tidak diinginkan yang lebih parah lagi.