Sehat mental menurut WHO – Tidak sedikit masyarakat kita yang lebih menaruh perhatian pada kesehatan fisik dan mengabaikan kesehatan mental. Padahal, baik kondisi fisik maupun mental sama-sama penting untuk diperhatikan dan dijaga dengan baik.
Berbicara soal kesehatan mental, ketahuilah bahwa hal itu dapat memberikan pengaruh pada perilaku seseorang dalam melakoni aktivitas sehari-harinya. Seseorang yang sehat mentalnya memiliki kemampuan menjalani aktivitas sehari-harinya dengan baik.
Sementara itu, apabila seseorang tersebut mentalnya terganggu sangat mungkin akan mengidap gangguan/perubahan mood (suasana hati), menunjukkan perilaku tidak bagus termasuk dengan orang lain dan (parahnya) menyakiti diri sendiri.
Pertanyaannya, apa itu kesehatan mental? Seberapa pentingnya menjaga kesehatan mental? Dan, bagaimana cara mencegah munculnya gangguan mental?
Di bawah ini kami akan membagikan pengetahuan sekaligus menjawab ketiga pertanyaan tersebut. Simak dengan saksama ya!
Pengertian Kesehatan Mental Menurut WHO
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mental diartikan sebagai sesuatu yang berkaitan dengan watak dan batin seseorang. Sejalan dengan itu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization, mental health is a condition of a person who has character and mental well-being so that he/she can do daily life well. Atau, dalam bahasa Indonesia berarti kesehatan mental merupakan kondisi seseorang yang memiliki kesejahteraan watak dan batin sehingga dapat menjalani kehidupan sehari-harinya dengan baik.
Mengacu pada pengertian tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa kesehatan mental atau dalam bahasa Inggris disebut mental health mengacu pada seseorang yang mampu melakoni kehidupannya dengan produktif dan berperan baik terhadap lingkungannya. Lantas, bagaimana jika seseorang memiliki mental yang buruk?
Kementerian Kesehatan Indonesia memaparkan keadaan mental yang buruk dapat membuat seseorang kesulitan mengendalikan stres, emosi, kemampuan berpikir jernih dan mengambil keputusan yang tepat. Tidak jarang juga kondisi mental yang buruk membuat seseorang memiliki hubungan dengan orang lain yang tidak apik di dalam kehidupan masyarakat.
Lebih lanjut, Anda pastinya pernah mendengar istilah gangguan jiwa, bukan? Nah, gangguan jiwa merupakan kebalikan dari definisi yang dipaparkan Organisasi Kesehatan Dunia tersebut.
Dengan kata lain, individu yang mengalami gangguan jiwa cenderung sulit memahami kehidupannya dan hubungan dengan orang lain di kehidupan sosial masyarakat. Bahkan, penderita gangguan jiwa sulit memahami dirinya sendiri.
Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental
Baik anak-anak, remaja hingga dewasa perlu menjaga kesehatan mentalnya agar senantiasa dalam keadaan baik. Bahkan, kondisi mental pada individu yang masih berusia anak-anak sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa/psikologis hingga dia menjadi individu dewasa. Inilah salah satu alasan pentingnya memelihara mental health sedari usia anak-anak.
Dalam hal ini, faktor dorongan dari keluarga atau orang tua sangat dibutuhkan untuk berkontribusi memelihara kesehatan mental sang anak. Pasalnya, keluarga menjadi lingkungan pertama yang dikenal sang anak.
Perlu Anda ketahui juga bahwa kesehatan mental berpengaruh terhadap kondisi fisik. Seseorang yang memiliki kondisi mental yang baik sangat mungkin memiliki daya tahan tubuh yang bagus sehingga meminimalisir datangnya penyakit.
Sebaliknya, manusia yang mengidap gangguan mental (misalnya: stres dan depresi), sangat mungkin mengalami gejala fisik (terutama di kemudian hari), seperti diabetes, penyakit jantung hingga stroke.
Lebih lanjut, keadaan jasmani juga memengaruhi keadaan mental. Jadi, sakit kronis secara jasmaniah yang dialami seseorang berdampak pada gangguan mental.
Macam-macam Gangguan Mental
Setelah membaca dan memahami beberapa penjelasan di atas, Anda mungkin penasaran dengan macam-macam atau jenis-jenis gangguan mental/penyakit mental. Di atas, kami mencontohkan salah satu gangguan mental, yakni depresi. Selain itu, masih ada beberapa macam gangguan mental yang paling sering terjadi di Indonesia. Berikut kami bagikan pengetahuan terkait hal itu:
1. Bipolar
Bipolar merujuk pada manusia yang mengalami kepribadian ganda. Ya, seseorang yang mengalami bipolar memiliki dua fase yang sangat memengaruhi kepribadiannya secara drastis. Dua fase yang dimaksud yakni fase stres atau depresi (turun) dan fase mania (naik).
Pada saat mengalami fase stres atau depresi, seseorang tersebut akan mengalami perubahan atau bahkan kehilangan mood (suasana hati), perasaan cemas atau gangguan kecemasan, lemah, lesu dan merasa berat menjalani aktivitas sehari-hari.
Sebaliknya, pada saat mengalami fase mania, dia akan menampakkan diri sebagai sosok yang energik, bergairah, perasaan semangat dan tidak akan berat menjalani aktivitasnya.
Ketahuilah, perubahaan antara fase stres atau depresi dengan fase mania sangatlah fluktuatif. Biasanya, bipolar terjadi pada seorang remaja menuju usia dewasa yang menyebabkan dia memiliki dua kepribadian.
2. Anxiety Disorder
Anxiety disorder merupakan keadaan seseorang mengalami perasaan cemas atau gangguan kecemasan terus-menerus. Bahkan, keadaan ini bisa memburuk sehingga menyebabkan terganggunya kegiatan sehari-hari.
Akibat anxiety disorder yakni penderita terus-menerus merasa khawatir dan mengalami gangguan kecemasan (bahkan secara berlebihan) dalam banyak faktor, situasi dan kondisi. Hal itu juga menyebabkan muncul gejala sakit jasmaniah seperti gejala napas pendek, gejala sulit tidur/gangguan tidur dan gejala mudah berkeringat.
3. Narsistik
Selain kedua jenis gangguan mental di atas, narsistik juga tidak sedikit diidap masyarakat kita. Penyakit mental ini membuat penderita selalu merasa sebagai sosok yang sangat penting di mana pun berada, sangat memerlukan perhatian dan ingin dipuji oleh orang lain.
Faktor tersebut dapat menjadi penyebab orang lain kurang empati terhadap si penderita. Bahkan, penderita gangguan narsistik sangat mungkin memunculkan persoalan demi persoalan di sekolah, tempat kerja maupun tempat lainnya.
Tidak jarang pengidap narsitik juga akan mendapatkan stigma negatif di masyarakat. Stigma negatif itu muncul sebagai akibat sikap yang ditunjukkannya. Namun, bisa jadi stigma negatif itu tidak dianggap sebagai persoalan oleh pengidap narsistik.
Cara Mencegah Gangguan Kesehatan Mental dan Gangguan Jiwa
Merujuk pada pengertian yang didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Internasional di atas, seseorang yang mengalami gangguan kesehatan mental berarti tidak memiliki kesejahteraan watak dan batin. Sehingga, keadaan ini harus dihindari oleh siapa saja dengan cara mencegahnya.
Di bawah ini, kami akan membagikan beberapa cara mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan mental (termasuk keadaan yang lebih parah, seperti gangguan jiwa/psikologis) yang mudah diterapkan oleh siapa saja. Berikut kami bagikan pengetahuan selengkapnya terkait hal itu:
1. Selalu Bersikap Terbuka – Sehat mental menurut WHO
Mencegah dan mengatasi gangguan mental bisa dilakukan dengan cara konsisten bersikap terbuka terhadap diri sendiri maupun orang lain. Bersikap terbuka terhadap diri sendiri dapat dilakukan dengan tidak menutup-nutupi suatu peristiwa yang memburukkan keadaan Anda. Selain itu, bisa juga dengan cara mengembangkan sikap percaya diri di mana pun berada.
Sementara itu, bersikap terbuka terhadap orang lain dapat dilakukan dengan cara ‘curhat’ atau menceritakan isi hati kepada orang lain (sebaiknya orang terdekat). Cara ini dapat menjadikan hati lebih tenteram dan tenang.
2. Banyak Bersyukur – Sehat mental menurut WHO
Permasalahan hidup di lingkungan masyarakat bisa menjadi penyebab orang mengalami penyakit mental, terlebih jika dia sulit mengendalikan emosi dan berpikir negatif. Pada ujungnya, muncul risiko stres bahkan parahnya lagi depresi.
Nah, salah satu cara mencegah gangguan mental akibat permasalahan hidup di lingkungan masyarakat yakni senantiasa bersyukur. Ketahuilah, ada banyak orang yang mengalami permasalahan hidup yang lebih besar dan rumit dari apa yang Anda alami di luar sana.
Selain itu, masih ada banyak sekali hal-hal yang bisa Anda syukuri. Misalnya, bersyukur diberi kesehatan, masih memiliki keluarga lengkap, bekerja di tempat yang layak dan lainnya.
Pada intinya, bersyukur dapat melahirkan emosi dan pikiran positif. Emosi dan pikiran positif inilah yang berpengaruh baik terhadap mental health.
3. Mengikuti Kegiatan Sosial – Sehat mental menurut WHO
Orang yang mengalami gangguan mental ada yang merasa kesepian. Nah, hal itu dapat dicegah dengan cara aktif mengikuti kegiatan sosial di lingkungan sosial masyarakat.
Ya, hubungan baik dengan orang lain di masyakarat memang dapat melahirkan emosi positif. Selain itu, Anda juga akan lebih terbuka karena diterima oleh masyarakat sekitar. Pada ujungnya, Anda tidak akan merasa terisolir dan kesepian yang berdampak negatif terhadap kesehatan mental.
Baca juga:
- Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental, Apa Saja?
- Ketahui Pengertian Kesehatan Mental Menurut Para Ahli
- 7 Cara Menjaga Kesehatan Mental yang Mudah Dilakukan
- Lagi Diet? Intip 7 Buah yang Mengandung Kalori Tinggi, Bisa Jadi Perusak Dietmu
Itulah pengertian kesehatan mental menurut WHO dan pembahasan lainnya yang berkaitan dengan kesehatan mental. Sekarang Anda sudah tahu betapa pentingnya memelihara kesehatan mental. Jadi, jangan cuma memerhatikan kesehatan fisik ya!
Sementara itu, apabila Anda atau keluarga mengalami gangguan mental, segeralah berkonsultasi pada ahlinya, seperti dokter, psikiater atau psikolog. Jangan menunggu risiko parah dialami penderita!