Kabut asap Pekanbaru – Kabut asap tengah melanda beberapa kota di tanah air. Riau becomes one of provinces that is influenced by fog. Satu bulan terakhir, kualitas udara di Riau makin menurun hingga level berbahaya. Dari tahun ke tahun, kabut asap selalu menjadi masalah yang tidak teratasi pemerintah daerah. Ternyata dibalik itu semua ada fakta menarik seputar kabut asap Riau pada tahun 2019, yakni:
1. Sekolah dan Universitas Diliburkan – Kabut asap Pekanbaru menutupi akses menuju sekolah dan mengganggu kegiatan belajar
Area terdampak kabut asap Riau semakin meluas dalam 1 minggu terakhir. Sebelumnya, kota Pekanbaru masih dalam ambang batas cukup berbahaya. Penurunan kualitas udara mau tak mau membuat pemerintah mengambil langkah tegas. Sejumlah sekolah dan universitas memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar dan mengajar dalam waktu tidak ditentukan.
Beberapa kampus yang telah mengeluarkan surat resmi libur adalah UMRI, UNRI, dan UIR. Sejak tanggal 12 September kemarin, tidak terlihat aktivitas apapun di sekitar kampus. Hal ini demi mencegah bertambahnya jumlah korban akibat kabut asap. Kalau sudah begini, tentu bukan hanya masyarakat yang dirugikan. Semua lini government pun mendapat kritikan tajam dari masyarakat.
Tanggal 16 September kemarin, beberapa kampus sempat mengeluarkan maklumat untuk kuliah kembali. Kabut asap yang tidak membaik mengurungkan niat tersebut, sehingga seluruh aktivitas diliburkan kembali. Per hari ini, kualitas udara di Riau masih sangat buruk dan tidak menyehatkan. Dari data terbaru, kabut asap telah mencapai angka <500 ppm.2. Pembatasan Aktivitas di Luar Rumah – Jika keluar rumah, kabut asap Pekanbaru dapat mengganggu pernapasan
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membuat warga Riau mulai membatasi aktivitas di luar rumah. Sebagian besar warga malah takut untuk sekedar ke luar rumah, sebab akibat kesehatan yang timbul. Visibility yang terbatas juga menjadi alasan warga untuk menghentikan aktivitas sementara waktu.Mereka memilih berdiam diri di dalam rumah untuk meminimalisir dampak kabut asap. Sejauh ini, kabut asap memang tidak bisa dihindari. Dari dalam rumah saja, warga bisa menghirup asap yang menyesakkan dada.
Beberapa terakhir warga mau tak mau tetap mengenakan masker, walau berada di dalam ruangan. Tentu bisa terbayangkan betapa pekatnya kabut yang tengah menyelimuti bumi lancang kuning ini. Berbagai keluhan mulai tersampaikan oleh warga Riau. Akses gerak yang terbatas memberi dampak luas bagi sistem perekonomian. Warga tidak bisa bekerja dengan tenang tanpa memikirkan kesehatan mereka. Pemerintah daerah sendiri terbilang cukup very slow mengatasi masalah karhutla kabut asap yang makin menyebar ke Malaysia.
3. Korban Terus Berjatuhan – Kabut asap Pekanbaru menyebabkan penyakit mematikan
Belum genap seminggu, berita naas memperparah kondisi Riau. Terkabarkan seorang bayi berusia 3 hari harus meregang nyawa karena kabut asap. Berita ini sontak mengguncang masyarakat Riau, terutama area sekitar lokasi karhutla. Berdasarkan data terbaru yakni perempuan dan bayi menjadi korban terbanyak akibat kabut asap. Para korban umumnya mengalami masalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut). Selain ISPA, beberapa penyakit lain juga kerap terjadi, seperti flu, batuk, dan diare.
Penanganan korban terdampak kabut asap juga ternilai belum maksimal. Tenaga medis yang ada masih terasa kurang dan belum menjangkau seluruh victim kabut asap. Pembagian masker telah berlaku oleh banyak aliansi masyarakat, baik dari dalam maupun provinsi Riau. Bantuan kecil ini cukup memberi dampak, mengingat persediaan masker yang sangat minim. Warga sudah mulai kesulitan membeli masker secara bebas di apotik maupun supermarket. Hal ini tentu warga Riau sambut positif sebab mereka memang benar-benar membutuhkannya.
4. Mengungsi ke Daerah Lain – Kabut asap Pekanbaru memaksa warga yang ingin selamat untuk berpindah
Tidak ingin berlama-lama menghirup kabut asap pekat, banyak warga memilih mengungsi ke beberapa daerah sekitar. Salah satu daerah yang paling banyak terpilih adalah Sumatera Barat, seperti Payakumbuh, Pariaman, hingga Padang Panjang. Kualitas udara di sana dinilai masih sangat baik dan tidak terlihat fog sedikitpun. Sumatera Barat menjadi pilihan bukan tanpa alasan. Pasalnya, puluhan penerbangan batal setiap harinya. Pihak bandara tidak ingin mengambil risiko akibat kabut asap yang terlalu tebal. Alhasil, warga tidak bisa keluar kota untuk mengungsi dan menghirup udara segar.
Mau tidak mau mereka memilih daerah yang bisa terjangkau menggunakan mobil. Kondisi berbeda tentu terasakan oleh warga yang tidak punya akses ke luar daerah. Mereka harus berlapang dada bertahan dan menunggu kabut asap menipis. Sayangnya, belum ada hints kabut asap akan membaik di tengah musim kemarau ini. Apalagi hutan yang terbakar berada di atas lahan gambut yang terkenal sulit untuk dipadamkan.
5. Kualitas Udara Tidak Sehat – Kabut asap Pekanbaru membuat udara tidak layak hirup
Berdasarkan ISPU (Indeks Standar Pencemaran Udara) diketahui kualitas udara Riau memasuki level bahaya. Dalam papan ISPU terlihat angka telah mencapai ambang batas teratas yang mengindikasikan udara benar-benar tidak sehat. Bagaimana bisa warga tetap sehat di tengah kondisi tersebut?
Baca juga:
- Bonsai Anting Putri Termahal di Dunia Beserta Rekomendasi Lainnya
- Permainan Bulutangkis Berasal Dari Negara? Cek Sejarah dan Faktanya
- 5 Contoh Foto Produk Makanan Yang Menginspirasi Dari Silva Sandiarini
- 7 Urutan Member NCT Tertampan, Setujukah NCTzen?
Di tengah kabut asap yang kian menebal, pemerintah justru beranggapan tak tegas menangani karhutla. Perusahaan pembakar lahan tidak terusut secara tuntas, sehingga membuat geram warga. Padahal dampak kabut asapnya sendiri bisa terasakan secara langsung, seperti mata perih, dada sesak, hingga cough tak henti-hentinya. Kalau sudah begini, apakah warga masih harus menunggu lagi?
Kasus kebakaran hutan Riau sudah menjadi isu nasional selama 20 tahun lebih. Solidaritas masyarakat dari berbagai daerah mulai mengecam perusahaan serta pemerintah. Berbagai aksi protes dan turun ke jalan berlaku demi mempercepat proses ini. Belum satu aksi pun yang membuahkan hasil dan menjadi perhatian pemerintah daerah. Aksi nyata yang baru-baru ini tersorot kamera wartawan adalah demo mahasiswa Riau yang memprotes Gubernur Riau.