Ulat bulu merupakan tahap larva yang berasal dari anggota ordo lepidoptera, jenis ulat bulu di Indonesia bisa ditemukan di dahan kayu, tanaman, dan tempat lainnya.
Namun, apakah Anda tahu jenis ulat bulu yang biasa ditemukan di lingkungan sekitar? Berikut ini jenis ulat bulu di Indonesia yang tersebar di beberapa daerah.
Sama seperti Noctuidae, ulat Arctiidae termasuk ulat yang mempunyai bulu-bulu normal. Jenis ulat bulu di Indonesia ini memiliki bulu halus yang mudah putus, jika bulunya terkena kulit manusia maka akan mengakibatkan rasa panas.
1. Ulat Limacodidae – Jenis ulat bulu di Indonesia yang ditemukan di pohon kelapa
Secara taksonomi, ulat api termasuk famili Limacodidae, binatang kecil ini biasa ditemukan di pohon palem, pohon kelapa, maupun kelapa sawit. Jika dilihat dari anatomi tubuhnya, bulu ulat api terlihat
seperti duri, bahkan duri ulat in menyerupai mata gergaji.
Bisa dikatakan, kulit manusia yang terkena ulat api akan berdampak tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai menyebabkan kematian. Jadi, kulit akan mengalami iritasi serta terasa panas luar biasa, jika terkena ulat api. Jadi, ulat yang termasuk famili Limacodidae memiliki kelenjar racun, serta mempunyai alat untuk memasukkan racun ke lawan atau binatang lain. Selain itu, ciri duri yang dimiliki ulat Limacodidae berukuran panjang dan lebar lebih luas daripada bulu ulat Noctuidae, Lasiocampidae, dan Lymantriidae.
Ujung duri ulat Limacodidae sangat lancip dan tajam, serta bekerja menyerupai jarum suntik. Jadi, ulat ini akan menyuntikkan duri berbisanya kepada organisme yang menyentuh ulat Limacodidae secara langsung.
Agar terhindar dari racun jenis ulat di Indonesia ini, maka jangan meletakkan sarung, handuk, serta baju pada dahan pohon yang kemungkinan ditempati ulat Limacodidae.
2. Ulat Noctuidae – Jenis ulat bulu di Indonesia yang bulunya bisa masuk ke kulit manusia
Ulat Noctuidae merupakan jenis ulat bulu di Indonesia yang memiliki bulu-bulu normal, jadi ujung bulu-bulu halus ulat ini mudah putus. Bulu yang putus ini akan masuk ke kulit manusia atau binatang yang melakukan kontak langsung dengan ulat Noctuidae, hal inilah yang menyebabkan rasa sakit.
Biasanya, ulat jenis ini dikenal dengan sebutan ulat burung hantu atau ulat grayak, yang menjadi hama pada berbagai tanaman kacang-kacangan di Indonesia. Bahkan, tingkat kerusakan tanaman yang
disebabkan oleh hama ulat grayak ini cukup berat. Pertanaman jagung di Yogyakarta rusak berat karena serangan hama ini, sehingga menyebabkan kerugian ekonomi dalam komoditas jagung. Bahkan, hal serupa juga terjadi di ladang jagung yang terletak di Desa Habi, Kecamatan Kangae, Nusa Tenggara Timur.
Hama ulat grayak ini langsung memasuki pangkal tanaman jagung lalu memakan tunas muda, jadi tidak bisa dibasmi dengan disemprot. Karena itu, petani harus mengetahui informasi dasar serta cara efektif mengatasi serangan hama ini. Hama ini begitu mudah tersebar karena tingginya volume pertukaran barang dagang yang terjadi antar negara.
3. Ulat Arctiidae – Jenis ulat bulu di Indonesia yang bisa mengakibatkan panas jika menyentuhnya
Sama seperti Noctuidae, ulat Arctiidae termasuk ulat yang mempunyai bulu-bulu normal. Tipe ulat bulu di Indonesia ini memiliki bulu halus yang mudah putus, jika bulunya terkena kulit manusia maka akan mengakibatkan rasa panas.
Namun, rasa panas karena bulu ulat ini dapat hilang dalam rentang waktu 3-4 jam, Anda bisa mengompres kulit yang mengalami iritasi dengan air es. Tetapi, jika kondisi tubuh bertambah buruk,
maka bisa mengonsumsi antihistamin.
Jika, setelah mengonsumsi obat tersebut, masih terjadi gejala yang membuat tubuh tidak nyaman, maka segera kunjungi dokter untuk diperiksa lebih lanjut.
4. Ulat Lasiocampidae – Tipe ulat bulu di Indonesia yang banyak ditemukan di cabang pohon
Ulat Lasiocampidae memiliki bulu-bulu yang menempel pada tubuh larvae. Tekstur bulunya sendiri agak tebal berbeda dengan ukuran panjangnya, sementara pangkalnya tumpul dan menebal.
Ujung bulu ulat ini tajam seperti mata gergaji, jadi kulit manusia bisa mengalami iritasi jika kontak langsung dengan ulat Lasiocampidae. Biasanya, ulat ini merupakan spesies sosial yang membangun sarang komunal pada cabang-cabang pohon. Jenis ulat bulu ini pernah ditemukan di kawasan Yogyakarta, biasanya ulat mengicar pohon-pohon yang
tanamannya keras. Namun, hama ulat bulu tersebut dapat dikendalikan melalui pestisida biologi yang mengandung bahan aktif bakteri, hal tersebut dilakukan sebelum ulat berubah menjadi pupa dan
ngengat.
5. Ulat Lymantriidae – Jenis ulat bulu di Indonesia yang bersifat hama
Sementara, ulat Lymantriidae pernah menyerang wilayah Jawa Timur yaitu Probolinggo pada tahun 2011, memiliki bulu dengan dasar yang lancip. Bahkan, ulat bulu yang satu ini sampai memasuki rumah penduduk Probolinggo, dikarenakan tingginya populasi ulat tersebut.
Ledakan populasi ulat ini disebabkan oleh populasi burung dan kepik berkurang, kedua binatang tersebut merupakan musuh dari ulat. Selain itu, musim hujan berkepanjangan sepanjang tahun, juga
menjadi penyebab perkembangbiakan populasi dari pemangsa alami ulat bulu terhambat. Namun, ulat yang termasuk famili Lymantriidae ini menyerang daun mangga yang ada di wilayah Probolinggo. Tetapi, ulat ini memilih untuk menyerang daun mangga manalagi daripada varietas mangga lainnya, hal tersebut berdasarkan pengamatan di lapangan.
Sementara, ada penelitian lain mengungkapkan bahwa sebagian kecil dari spesies ini juga menyerang tanaman kayu manis.
Baca juga:
- 9 Keutamaan Puasa Ramadhan Hari 1 Sampai 30, Apa Saja?
- 9 Fakta Menarik Harimau Sumatera, Kucing Besar Indonesia
- 5 Hal Penting Hikmah Salat Tarawih Bulan Ramadhan
- Simak 30 Jenis Tanaman Hias Untuk Dekorasi Rumah
Jenis ulat bulu di Indonesia yang telah dibahas, biasa ditemukan pada tanaman, atau mungkin Anda juga pernah merasakan sengatannya, spesies ini membludak disebabkan ketidakseimbangan populasi. Karena itu populasi hewan harus dijaga, agar rantai makanan tetap seimbang, ulat bulu memang terlihat menggemaskan, but a small animal that has a painful sting.