Sebelum Anda budidaya kelapa sawit, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Karena, siklus penanamannya cukup panjang, yaitu 25-30 tahun.
Cara budidaya yang tepat akan meningkatkan hasil panen Anda. Berikut ada beberapa hal yang harus diketahui untuk membudidayakan kelapa sawit.
1. Perencanaan Biaya – Berapa dana yang dibutuhkan untuk membudidayakan kelapa sawit?
Memulai usaha apapun haruslah merencanakan biaya secara matang agar perhitungan tidak sampai salah. Terutama untuk Anda yang ingin budidaya kelapa sawit, dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk memulainya, karena lahan yang digunakan juga cukup luas untuk mencapai hasil panen yang maksimal.
Biaya yang perlu direncanakan mulai dari biaya tanam sampai dengan biaya pemeliharaan. Anda bisa mendapatkan dana dari pinjaman dari bank, pinjaman dari perusahaan inti, atau jika Anda mempunya dana cukup besar, Anda juga bisa menggunakan dari dana Anda sendiri.
Selain itu, pemerintah juga menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk Anda yang ingin membudidayanya. Karena pemerintah sangat mendorong usaha ini.
2. Pemilihan Bibit yang Unggul – Kelapa sawit yang berkualitas tentu dihasilkan dari bibit yang unggul pula
Bibit yang ditanam harus memiliki kualitas yang baik untuk menghindari kemungkinan buruk, baik dalam proses pertumbuhan atau dalam masa panen. Ciri-ciri bibit yang memiliki kualitas unggul adalah :
- Usia tanamnya sekitar 9-14 bulan tanpa memangkas daun-daunnya sehingga mampu menghindarkan tanaman dari tingkat stres. Dan setelah melakukan penanaman hindari untuk memberikan pupuk langsung ketika musim hujan. Tanaman baru bisa diberi pupuk sebulan setelah bibit ditanamkan.
- Pastikan bibit sudah mempunyai izin dari Departemen Pertanian dan di bawah pengawasan Dinas Perkebunan Provinsi.
3. Perencanaan Fisik – Kelapa sawit yang berkualitas juga harus dihasilkan dari lingkungan yang mendukung
Perencanaan fisik yang dibutuhkan berupa memastikan bahwa lahan dalam keadaan bersih. Untuk membersihkan lahan terdapat dua cara, yakni secara kimia dan secara mekanis. Cara mengolah lahan secara kimia biasa dilakukan untuk tanah perkebunan rakyat.
Cara ini dianggap cara pembersihan lahan yang paling praktis, karena setelah pohon ditebang Anda tinggal membersihkan ranting-rantingnya dan melakukan penyemprotan herbisida. Untuk mendapatkan hasil yang baik, umumnya penyemprotan dilakukan 3-4 kali.
Sedangkan cara mengolah lahan secara mekanis biasanya dilakukan untuk lahan mineral. Jadi, tidak ada pembakaran pohon dan ranting disini. Melainkan penyusunan perumpukan secara memanjang hingga terjadi pelapukan.
4. Organisasi – Kelapa sawit harus diorganisasi baik yang pernah panen maupun yang tidak pernah panen
Organisasi adalah hal yang penting untuk mencapai tujuan dan dapat diubah. Namun tidak sedikit yang beranggapan bahwa adanya organisasi dalam budidaya kelapa sawit merupakan sesuatu yang tidak dapat diubah.
Contohnya, budidaya kelapa sawit yang baru sudah tentu berbeda dengan budidaya kelapa sawit lama yang sudah pernah menghasilkan atau sudah pernah mengalami panen.
5. Memperhatikan Curah Hujan – Kelapa sawit sebaiknya hidup di kondisi yang curah hujannya stabil
Budidaya kelapa sawit justru akan tumbuh dengan sangat baik jika berada di daerah yang memiliki curah hujan tinggi. Contoh kondisi ideal untuk melakukan penanamannya adalah dataran tinggi dan daerah hutan yang memiliki tingkat kelembaban cukup tinggi dan curah hujan yang teratur.
6. Memperhatikan Sinar Matahari – Kelapa sawit akan dapat tumbuh subur di lingkungan dengan sinar matahari yang cukup
Pohon kelapa sawit membutuhkan sinar matahari yang cukup, karena sangat mempengaruhi tumbuh kembang tanaman tersebut. Contoh daerah yang memiliki sinar matahari yang tepat adalah daerah sekitar khatulistiwa.
7. Perhitungan Pola dan Jarak Tanam – Kelapa sawit yang berkualitas tidak terlalu rapat jarak tanamnya
Pola tanam yang tepat dan efektif adalah yang memiliki bidang lahan datar. Pola tanam yang tepat mempengaruhi efektifitas penggunaan lahan. Selain pola tanam, jarak tanam juga menentukan pertumbuhan tanaman itu sendiri.
Contoh jarak tanam yang tepat adalah jarak antar pokok sekitar 8-9 meter. Pada umumnya lahan datar jika 1 hektar bisa ditanami 125-144 pohon. Sedangkan untuk lahan yang memiliki bidang miring yang cukup ekstrim, hanya bisa ditanami 100-120 batang.
8. Tepatnya Waktu Tanam – Kelapa sawit perlu diperhitungkan juga momen tanam yang pas
Dalam penanaman pohon kelapa ini tidak ada waktu tanam baku sebagai patokan. Jadi, untuk waktu yang tepat untuk penanamannya ini jika usia bibit sawit sudah siap tanam dan lahan sebagai media budidaya sudah selesai disiapkan.
9. Pemeliharaan dalam Budidaya
Dalam budidaya sawit terdapat 3 proses yang perlu diperhatikan untuk memeliharanya. Proses tersebut adalah:
- Penyulaman
Penyulaman dilakukan ketika pertumbuhan bibit tidak normal, terkena penyakit dan bahkan mati. Penyulaman itu sendiri dilakukan ketika bibit berusia 10-14 bulan.
- Penyiangan
Proses ini dilakukan untuk membersihkan gulma yang ada di sekitar pohon kelapa ini. Gulma adalah tanaman yang mengambil nutrisi dan makanan pokok sawit yang mengakibatkan pohon tidak bisa tumbuh secara maksimal.
- Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk memberikan makanan dan asupan nutrisi untuk tanaman kelapa sawit. Untuk mencapai pertumbuhan yang maksimal, maka Anda harus melakukan pemupukan secara baik dan teratur. Pemupukan dilakukan sesuai usia sawit itu sendiri, dengan setengah dosis pupuk kimia, ditambahkan pupuk organic cair GDM.
Baca juga :
- Hutan Pinus Mangunan : Harga Tiket Masuk Lokasi Hutan Pinus Jogja
- 9 Manfaat Daun Bidara Untuk Kesehatan dan Kecantikan
- 7 Cara Menguji Keperawanan Tanpa Ena-Ena
- Wow! 5 Fakta Orgasme Bisa Bikin Wanita Lebih Awet Muda
Itulah beberapa hal yang harus Anda perhatikan sebelum melakukan budidaya kelapa sawit agar tidak mengalami kerugian yang cukup besar. So, do you have any interest with this kind of palm tree?