in

7 Masalah yang Sering Dirasakan Kaum Milenial

masalah kaum millenial

Masalah kaum milenial – di periode sekarang manusia hidup dengan 3 generasi yang berbeda. Mereka adalah generasi X, Y (milenial) dan generasi Z (post-milenial). Ketiga generasi ini memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda.

Tapi dari ketiganya, kita akan fokus membahas tentang generasi Y. Atau dalam bahasa sekarang disebut dengan generasi millenial.

Kelompok milenial adalah mereka yang lahir di tahun 80-an hingga menjelang tahun 2000. Generasi ini identik dengan kemampuan multitasking: bisa mengerjakan banyak pekerjaan dalam satu waktu yang berbeda.

Kemampuan belajar dari generasi milenial juga cenderung cepat. Lebih lagi, periode perkembangan millenial diiringi dengan perkembangan teknologi. Ini memungkinkan perkembangan kaum millenial jadi lebih cepat, berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya.

Nah, pada perkembangannya, millenial tidak hanya dihadapkan dengan banyak hal. Salah satunya adalah masalah.

Berbeda dengan masalah generasi X yang cenderung sederhana: lebih sering berkutat pada masalah makan, pekerjaan dan masalah umum lain. Sedangkan untuk millenial, masalah yang dihadapi agak berbeda. Agak kompleks, tapi tidak serumit yang dihadapi oleh generasi setelahnya.

Nah, untuk kalian yang penasaran dengan masalah apa saja yang dihadapi kaum milenial, yuk, langsung simak pembahasan lengkapnya di bawah ini.

masalah kaum milenial

1. Kebergantungan pada gawai – masalah kaum milenial

Seperti yang kalian tahu, kaum milenial lebih bisa mengakrabkan diri dengan gawai dibanding orang lain. Walau tidak semua orang seperti itu, tetap saja, sebagian besar masyarakat millenial lebih bergantung pada gawainya.

Gawai sendiri memang telah memiliki aneka fitur dan aplikasi yang menunjang pekerjaan.

Inilah yang kemudian membuat kaum milenial lebih sering mengandalkan gawainya dibanding orang lain. Termasuk juga instingnya sendiri. Padahal, bergantung dengan gawai sendiri bukan sesuatu yang baik. Sebab fungsi dan kemampuan gawai cenderung terbatas.

2. Aktif di dunia maya, sulit di dunia nyata – masalah kaum milenial

Kalian mungkin mengamini apa yang dimaksud di atas. Dan pada kenyataannya, pernyataan di atas memang ditujukan untuk millenial yang terlalu aktif dan/atau bergantung pada gawainya.

Seperti kita tahu, kaum milenial sekarang lebih sering menggunakan gawai untuk segala keperluan. Termasuk di dalamnya adalah interaksi.

Sayangnya, interaksi yang dibangun bukan interaksi nyata, melainkan maya. Ruang yang disediakan pun adalah ruang maya. Ini yang kemudian menjadi masalah.

Milenial cederung cakap berinteraksi melalui ruang maya, dan cenderung gagap jika harus berinteraksi di dunia nyata.

3. Ketergantungan dengan kuota – masalah kaum milenial

Sudah bukan rahasia lagi kalau kaum milenial sangat mengedepankan kebutuhan akan kuota dibanding yang lain. Hal ini bukan tanpa alasan. Ketergantungan millenial terhadap internat dan media sosial membuat mereka mengedepankan kuota dibanding lainnya.

Kuota sendiri banyak digunakan milenial untuk berselancar di internat atau media sosial.

Kebutuhan akan informasi juga melatarbelakangi hal ini. Mereka membutuhkan kuota untuk memudahkannya mendapatkan akses data ke pusat informasi (internet).

4. Lebih sering berinteraksi di ruang maya – masalah kaum milenial

Sebagaimana yang telah dijelaskan tadi. Kebanyakan milenial sekarang sudah jarang bertemu dan bertatap muka jika ingin berinteraksi. Mereka lebih sering menggunakan media sosial untuk berinteraksi antara satu orang dengan yang lainnya.

Menggunakan media sosial memang dinilai efektif, jika itu dilihat dari sudut pandang penyampaian informasi saja.

Tapi pada penerapannya, seseorang juga butuh bertatap muka untuk memperoleh pesan yang lebih mendalam, detail, dan pesan yang hanya bisa didapatkan dengan metode tatap muka. Dan sayangnya, kaum milenial sekarang sulit mendapatkan hal tersebut.

5. Memiliki masalah tidur – masalah kaum milenial

Penggunaan gawai yang terlalu berlebih memberikan dampak butuk bagi tubuh. Salah satunya adalah timbulnya masalah tidur.

Mereka yang menggunakan gawai cenderung asyik dan lupa waktu. Biasanya lebih sering tidak bisa mengontrol penggunaan. Ini menyebabkan mereka mengalami masalah tidur.

Masalah tidur sendiri muncul saat penggunaan gawai dilakukan secara berlebih. Terutama saat waktu tidur.

Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan mengurangi penggunaan gawai. Dengan cara ini, proses tidur bisa dilakukan dengan lebih baik dan nyaman.

6. Hubungan antarsesama – masalah kaum milenial

Sudah bukan hal aneh lagi bila kaum millenial dihadapkan dengan masalah ini. Keasyikkannya di dunia maya membuatnya sulit berkembang di dunia nyata. Ini yang kemudian berdampak pada hubungan antarsesama.

Memang, tidak semua millenial sulit menjalani hubungan sebagaimana yang disebutkan. Banyak diantara mereka yang juga berhasil.

Namun demikian. Keberhasilan ini biasanya tidak lepas dari kontrol diri. Mereka yang bisa mengontrol diri dengan baik, menempatkan dunia maya dan nyata dengan baik, cenderung lebih bisa menjalin hubungan antar seama.

7. Masalah kesehatan – masalah kaum millenial

Gaya hidup milenial praktis berbeda dengan generasi X atau sebelumnya. Gaya hidup mereka cenderung lebih bebas, lebih terbuka. Ini yang kemudian menyebabkan masalah kesehatan bagi mereka.

Banyak penyakit yang kemudian menjangkiti kaum milenial. Lebih sering penyakit ini timbul akibat gaya hidup dan pola makan millenial yang sembarang.

Namun demikian. Ini menjadi masalah yang umum dan banyak dialami. Karenanya, penting kiranya untuk melakukan kontrol diri.

Baca juga :

Nah itu tadi beberapa masalah kaum milenial. Menurut kalian, selain masalah tadi, masalah apalagi yang kerap dihadapi oleh millenial?

Written by Riyadi Siswoyo

Tinggalkan Balasan

keseruan naik delman

7 Keseruan Naik Delman yang Perlahan Sudah Dilupakan

Manfaat buah zuriat dapat mengatasi Hipertensi

Dipercaya Sebagai “Buah Promil”, Ini 9 Manfaat Buah Zuriat